Jumat, 01 Juli 2011

Korban HIV/AIDS Terus Berjatuhan di Medan


Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumatera Utara (Sumut), Parlindungan Purba mengharapkan pemerintah bersama masyarakat untuk bisa melakukan pencegahan penyebaran virus human immunodeviciency virus/aquired immunodeviancy sindrome (HIV/AIDS) yang diperkirakan bisa semakin meningkat di Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Sebab, berdasarkan dari dinas kesehatan provinsi, dari ratusan masyarakat yang memeriksakan diri terdapat sedikitnya 80 orang dinyatakan positif terkena virus mematikan tersebut. Apalagi menyusul temuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Medan, terdapat delapan kantong darah yang terindikasi terinveksi virus tersebut.

"Pemerintah harus melakukan sosialisasi secara terus menerus di tengah masyarakat. Bila ini tidak dilakukan bisa menjadi penyebab kematian terbesar di daerah ini. Masyarakat harus disadarkan atas bahaya dari virus tersebut. Segala sesuatu yang menjadi penyebab penyebaran maupun penularan dari virus ini harus diinformasikan. Jumlah korban dipastikan semakin bertambah jika kita semua tidak perduli atas bahaya virus HIV/AIDS. Jumlah korban HIV/AIDS bertambah sebagai bukti dari lemahnya kesadaran semua pihak dalam mengantisipasi bahaya dari virus mermatikan tersebut," ujar Parlindungan Purba kepada SP di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (24/6) siang.

Menurutnya, beberapa di antara cara menanggulangi penyebaran virus ini harus secara gencar melakukan sosialisasi di masyarakat. Tidak hanya pemerintah, tohoh agama maupun keberadaan orangtua mempunyai peran aktif dalam menanggulangi masalah tersebut. Selama ini, masyarakat hanya mengetahui atas bahaya tersebut. Namun, masyarakat tidak mengerti cara penularan. Selain karena gonta ganti pasangan, penularan virus ini juga diakibatkan dari bahaya narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba). Misalnya, satu jarum suntik dipergunakan untuk beberapa orang. Pengguna putau yang lebih sering melakukan maupun memakai barang berbahaya itu.

"Orangtua perlu memantau dan menasehati anak-anaknya agar tidak terjebak dalam bahaya tersebut. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara pendekatan dan menunjukkan kasih sayang. Di luar dari lingkungan keluarga, kalangan tokoh agama sebaiknya selalu memberikan bimbingan kepada masyarakat sekitarnya untuk bersama memerangi narkoba. Sisi lainnya, pemerintah harus selalu tanpa tanpa merasa bosan untuk terjun ke tengah masyarakat melakukan sosialisasi. Kasihan, sampai anak tidak berdosa pun terjangkit virus mematikan tersebut. Ini pun akibat dari kelakukan orangtuanya. Bahaya dari virus mematikan ini harus diperangi dari sejak sekarang," katanya.

Sebelumnya, Ketua PMI Kota Medan menemukan delapan kantong darah milik pendonor yang dipastikan terinfeksi virus HIV/AIDS. Meski jumlah tersebut tidak tergolong besar, namun bila terbukti terjangkit virus tersebut maka dapat menambah jumlah korban. Temuan darang terinfeksi virus HIV/AIDS ini pun menjadi perhatian serius petugas palang merah tersebut. PMI menemukan indikasi ini setelah melakukan penelitian setiap kantong darang pemberian sukarelawan pendonor. Jika kantong darah tersebut terbukti terinveksi virus mematikan maka patut dicurigai pemberian darah itu tanpa melalui proses konseling yang biasa disediakan oleh pemerintah.

"Temuan ini belum dapat dipastikan benar-benar positif. Untuk memastikan ini harus melalui tiga regensia yang berbeda. Hasil penelitian yang kami lakukan memperlihatkan positif. Namun hasil ini belum tentu positif saat diteliti melalui regensia. Yang pasti, kami lebih memprioritaskan darah yang lebih berisiko rendah. Bagi pendonor yang memiliki prilaku berisiko terkena virus berbahaya sebaiknya melakukan konseling terlebih dahulu di VCT. kami akan mengantisipasi setiap kantong darah sebelum disalurkan," sebutnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Dinkes Sumut), setiap bulan warga yang memeriksan diri melalui Voluntary Conseling and Testing (VCT) mencapai ratusan orang. Di akhir bulan Mei 2011 lalu, jumlah warga yang memeriksakan diri mencapai 5.065 kunjung. Berdasarkan jumlah tersebut, 438 orang di antaranya dinyatakan positif terkena virus HIV/AIDS. [155] (Suara Pembaharuan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar